Jumat, 30 Maret 2012

Mikroorganisme Patogen dan Komersial



            It's my essay for proposing to be microbiology assistant. perhaps it's so plain, but it's who I am. Need some practical more.
             Mikrobiologi merupakan organisme yang berukuran sangat kecil (mikro) dan hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Mikroorganisme juga sangat cepat berkembangbiak  sehingga mudah tersebar dimana-mana. Sumber-sumber habitatnya dapat berupa air, tanah, udara, makhluk hidup lain, serta sampah.
Mikroorganisme terdapat dalam populasi yang besar dan beragam, dan mereka terdapat hampir dimana-mana di alam ini. Mereka terdapat di aliran air, danau, sungai, dan laut (Pelczar dan Chan, 2008).
 Air adalah sumber potensial terkontaminasinya makanan oleh mikroba. Hujan meneteskan air ke bumi, tetesan tersebut membawa mikroba yang ada di udara. Setibanya air menetes di permukaan tanah, air tersebut akan terkontaminasi oleh mikroba yang ada di tanah dan selanjutnya akan menggenangi kubangan-kubangan air. Uraian tersebut dapat menjelaskan bahwa tidak dapat dipungkiri kubangan tersebut menjadi tempat berkumpulnya berbagai macam mikroba. Mikroba yang biasanya berada dalam air adalah Pseudomonas, Flanobacterium, Cytophaga, Acinobacter, Moraxella, Aeromonas, Corynebacterium, Streptococcus, Klepsiella, Alcaligenes, Bacillus, Escherichia coli, dan Micrococcus. Selain air, tanah juga menjadi sumber habitat yang subur akan mikroorganisme karena tanah merupakan tempat membusuknya jasad makhluk hidup. Makhluk hidup yang telah mati akan terurai menjadi detritus dengan bantuan mikroorganisme. Nutrien dalam jasad tersebut akan menjadi makanan, sehingga mikroorganisme akan berkembangbiak dengan sangat pesat.
Mikrobiologi harus dipelajari karena dalam substansi penyusunnya ada yang bersifat patogen dan ada pula yang komersial. Mikrobiologi yang menguntungkan dapat diaplikasikan dalam produk makanan dengan fermentasi sedangkan keuntungan mempelajari mikrobiologi bersifat patogen adalah mengetahui mikroba apa saja yang dapat membuat produk makanan menjadi rusak dan menimbulkan berbagai macam penyakit. Mikrobiologi menjadi suatu cabang ilmu yang dalam setiap melakukan penelitiannya membutuhkan sterilisasi agar mikroorganisme yang akan dibiakkan tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme lain yang tidak diharapkan. Kehati-hatian dalam teknik biakan menjadi kunci keberhasilan suatu penelitian. Kemudahan mikroorganisme untuk berkembangbiak ini tidak hanya menimbulkan kesulitan dalam penelitian, namun juga kesulitan dalam penanganan produk makanan. Khusus program studi yang mempelajari tentang pangan seperti teknologi hasil perikanan harus benar-benar mengerti keuntungan dan kerugian adanya mikroorganisme.
Makanan memiliki nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin. Mikroorganisme sangat menyukai nutrisi tersebut sehingga akibatnya bahan makanan yang tidak ditangani dengan baik  akan mudah menjadi pertumbuhan mikroba. Mikroba tersebut dapat memecah protein menjadi rantai yang pendek sehingga mempercepat pembusukan, membuat lemak menjadi cepat tengik, dan mengurai karbohidrat menjadi berbau tidak enak.
Mikroba dapat membusukkan protein, memfermentasikan karbohidrat, dan menjadikan lemak dan minyak menjadi berbau tengik (Supardi, 1999).
Dampak buruk penanganan yang lain adalah populasi mikroorganisme meningkat sehingga menimbulkan berbagai macam masalah, antara lain menjadi sarana penularan beberapa penyakit yang menular dan keracunan makanan yang dapat menimbulkan kematian.
Keberadaan mikroorganisme yang umumnya menjadi pencemar sehingga dapat menimbulkan kerugian, namun di sisi lain dapat pula menguntungkan. Keuntungannya antara lain: berperan dalam proses pembuatan pangan khusus, berperan dalam peningkatan nilai gizi atau nutrisi, berperan dalam pengadaan bau dan rasa, serta berperan dalam perubahan warna.
Mikroorganisme berperan dalam pembuatan produk pangan dengan diolah secara fermentasi. Adanya fermentasi ini tidak hanya memberikan, aroma, rasa, dan penampakan (organoleptik) yang bagus, tetapi juga memberikan daya awet yang lebih lama. Contoh hasil produk pangan fermentasi adalah tauco, tempe, tape, tauco, kecap, bekasam, sosis, keju, bir, brem, tuak, anggur, peda, dan sebagainya. Proses pembuatan tempe terdapat dua jenis mikroba (jenis jamur) yang berperan, yaitu Rhizopus oligosporus dan Rhizopus stonoliferus. Kedua jamur ini mempunyai kemampuan untuk mengubah kedelai menjadi asam amino dan protein lain yang cepat larut apabila masuk ke dalam perut,  sehingga penyerapan protein tempe lebih besar daripada dalam bentuk kedelai. Proses fermnentasi membentuk senyawa-senyawa karbonil, asam lemak, ester, belerang, dan sebagainya yang berperan dalam menimbulkan rasa khas pada produk yang difermentasi.
            Senyawa metil keton, butil aldehid, amonia, amino, dan senyawa anonim menimbulkan bau khas peda (Rahayu, et al., 1992).
            Mikroorganisme tidak semuanya bersifat patogen, tetapi ada pula yang komersial, sehingga mikroorganisme perlu dipelajari dan diteliti untuk membuktikan spesies mana saja yang tergolong menguntungkan dan merugikan,